Pages

Thursday, February 27, 2014

Romantisme dalam Rumah Tangga Islami

~Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapakah orang yang paling engkau cintai?" beliau menjawab: "'Aisyah." (Muttafaq 'alaih)~ 

Apa yang kita bayangkan dalam sebuah rumah tangga Islami? Sebuah rumah tangga yang dingin tanpa kemesraan? Suami sebagai seorang tuan dan istri adalah pelayan yang harus siap sedia melayani sang tuan ketika dibutuhkan? Rumah tangga yang dipimpin oleh seorang suami oppressive, yang biasa melakukan KDRT?

Ternyata tidaklah demikian rumah tangga yang diajarkan oleh penghulu umat ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rumah tangga yang beliau bina adalah rumah tangga yang penuh romantisme, penuh kemesraan dan kelemahlembutan.

Pertama, dengan apa Anda memanggil istri Anda? Apakah Anda cukup romantis untuk memanggilnya dengan nama kesayangan? Adapun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau dahulu memanggil istri beliau dengan panggilan kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa serasa melayang-layang. 

Aisyah radhiyallah 'anha menuturkan bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya,

"Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah), Jibril 'alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih)

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang bagus budi pekertinya, dan mengekspresikan cinta beliau lewat perilaku yang lembut. Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu'." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) 

Pernahkah Anda mengabarkan kepada orang lain bahwa Anda mencintai istri Anda? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah orang yang tabu dan malu mengabarkan kepada orang lain bahwa beliau mencintai istri beliau.

Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapakah orang yang paling engkau cintai?" beliau menjawab: "'Aisyah." (Muttafaq 'alaih) 

Beliau sebagai junjungan umat ini tidaklah merasa risih untuk berbagi bersama istri beliau, bahkan makan bekas gigitan istri beliau.

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan,
"Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya." (HR. Muslim) 

Pernahkah Anda mandi bareng sama istri? Hmmm kalau belum, tentu Anda pun ingin segera mempraktekkan sunnah ini.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: 
"Aku biasa mandi berdua bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana." (HR. Al-Bukhari) 

Beliau adalah orang yang sangat rendah hati. Terkadang beliau meluangkan waktunya untuk bergurau dan bermain bersama istri beliau. 'Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan,

"Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita berlomba lari." Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" (HR. Ahmad) 

Anda gengsi membantu pekerjaan istri di rumah? Adapun bagi Rasulullah, tidak ada yang namanya gengsi-gengsian bagi beliau.

Dari Al-Aswad bin Yazid An-Nakha'i rahimahullah berkata, "Aku bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha tentang keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apa yang beliau perbuat di rumahnya" 'Aisyah berkata, "Beliau membantu kebutuhan-kebutuhan keluarganya dan jika datang waktu shalat, beliau berwudhu dan keluar menegakkan shalat". (HR. Al-Bukhari dan Muslim.

Di sisi yang lain, beliau juga telah memberikan contoh bagaimana menjadi seorang gentleman dan selalu protektif terhadap istrinya.

Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu 'anha. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah 'anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah 'anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau. 

Demikianlah beberapa contoh romantisme yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Romantisme sejati yang merupakan ekspresi dari kecintaan dan pemuliaan terhadap para wanita, tidak sekedar bumbu-bumbu rumah tangga belaka. Romantisme yang diidam-idamkan oleh para wanita, yang menunjukkan kedudukan terhormat mereka di samping suaminya.

Semoga kita bisa meneladani kemuliaan dan ketinggian akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment